BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada
proses pengecoran logam terjadinya cacat pada hasil coran sangat dihindari. Dengan terjadinya cacat
shrinkage maka akan menurunkan kualitas dari hasil coran tersebut serta
menurunkan efektifitas dari proses produksi. Cacat yang umumnya terjadi pada
hasil coran adalah seperti adanya inklusi pasir (sand inclusion), dan adanya
rongga udara (shrinkage) didalam hasil coran. Cacat pada hasil coran dapat
dihindari dengan perancangan sistem saluran yang tepat. Perancangan sistem
saluran tergantung dari bentuk dan dimensi benda yang akan dicor, serta jenis
material yang digunakan. Selain itu kecepatan pendinginan benda cor sangat berpengaruh
terhadap solidifikasi dari benda coran sehingga berdampak pada hasil coran itu sendiri.
Dalam perancangan sistem saluran harus memperhatikan prinsip-prinsip
solidifikasi, mekanika fluida dan perpindahan panas sehingga dapat dianalisa
kecepatan pendinginan dan solidifikasi dari proses pengecoran. Dengan
memperhatikan hal tersebut akan didapatkan perancangan sistem saluran yang
tepat dan efisien sehingga dapat mengoptimalkan biaya produksi.Selain dari
perancangan sistem saluran yang tepat, penambahan sistem pendinginan pada
proses pengecoran sangat mempengaruhi hasil dari benda coran yang bebas dari
cacat. Sistem pendinginan benda coran dapat dilakukan dengan menambahkan cil
luar (external chill) dan fin pada perencanaan pengecoran. Dengan adanya kedua
mekanisme tersebut selanjutnya akan dibandingan keefektifan dari kedua
mekanisme tersebut terhadap pengurangan cacat srinkage yang dihasilkan.
1.2
Batasan Masalah
Karena banyak hal yang mempengaruhi
hasil pengecoran suatu benda kerja maka dalam perencanaan sistem saluran ini akan
digunakan asumsi- asumsi sebagai berikut :
1.
Faktor penyebab terjadinya cacat pada
logam
2.
Macam-macam cacat pada pengecoran logam
3.
Cara mengatasi cacat pada pengecoran
logam
4.
Cara menagtasi cacat pada paduan tembaga
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
sebagia berikut :
1. Untuk
mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya cacat pada pengecoran logam.
2. Untuk
mengetahui macam-macam cacat pada pengecoran logam.
3. Untuk
mengetahui bagaimana cara mengatasi cacat pada pengecoran logam.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
Faktor
Penyebab Terjadinya Cacat
Proses pengecoran dilakukan dengan
beberapa tahapan mulai dari pembuatan cetakan, proses peleburan, penuangan dan
pembongkaran. Untuk menghasilkan coran yang baik maka semuanya harus
direncanakan dan dilakukan dengan sebaik-baiknya. Namun hasil coran sering
terjadi ketidak sempurnaan atau cacat. Cacat yang terjadi pada coran
dipengaruhi oleh bebrapa faktor yaitu :
1.
Desain pengecoran dan pola
2.
Pasir cetak dan desain cetakan dan inti
3.
Komposisi muatan logam
4.
Proses peleburan dan penuangan
5.
Sistim saluran masuk dan penambah.
2.2
Macam
– macam Cacat Coran Logam
Komisi
pengecoran internasional telah membuat penggolongan cacat-cacat coran dan
dibagi menjadi 9 macam, yaitu :
1
Ekor tikus tak menentu atau kekasaran
yang meluas
2
Lubang-lubang
3
Retakan
4
Permukaan kasar
5
Salah alir
6
Kesalahan ukuran
7
Inklusi dan struktur tak seragam
8
Deformasi
9
Cacat-cacat tak nampak
Cacat-cacat
tersebut umumnya disebabkan oleh perencanaan, bahan yang dipakai, proses, dann
perencanaan dalam coran. Walaupun terdapat bentuk cacat yang yang sama, tapi
sebabnya akan berbeda-beda. Oleh karna itu dalam makalah ini akan akan dibahas hal penyebab
dan pencegahanya.
2.2.1
Cacat ekor tikus tak menentu atau
kekasaran yang meluas.
Cacat
ekor tikus merupakan cacat dibagian luar yang dapat dilihat dengan mata. Bentuk
cacat ini mirip seperti ekor tikus, yang diakibatkan dari pasir permukaan
cetakan yang mengembang dan logam masuk kepermukaan tersebut. Kekasaran yang
meluas merupakan cacat pada permukaan yang diakibatkan oleh pasir cetak yang
tererosi. Bentuk cacat ekor tikus dan kekasaran yang meluas dapat dilihat pada
gambar
Gambar: Cacat ekor tikus
dan kekasaran meluas
Penyebab
cacat ekor tikus atau kekasaran yang meluas disebabkan oleh :
1. Kecepatan
penuangan terlalu lambat
2. Temperatur
penuangan terlalu tinggi
3. Ketahanan
panas pasir cetak rendah
4. Terjadi
pemanasan setempat akibat letak saluran turun yang salah
5. Pasir
cetak banyak mengandung unsur kental atau lumpur
6. Perbaikan
cetakan yang tidak sempurna
7. Pelapisan
cetakan yang terlalu tebal
8. Kepadatan
cetakan pasir yang kurang
9. Lubang
angin pada cetakan kurang
Untuk
mencegah timbulnya cacat di atas dapat dilakukan dengan merencanakan pembuatan cetakan,
peleburan dan penuangan yang baik. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah
:
1. Menggunakan
pasir cetak yang berkualitas, tahan panas dan tidak benyak mengandung unsure
lumpur.
2. Pembuatan
cetakan yang teliti baik pemadatan yang cukup, lubang angin yang cukup dan
pelapisan tipis yang merata.
3. Membuat
saluran turun yang tepat, sesuai bentuk coran
4. Mengecek
temperature logam sebelum penuangan, tempertur tuang harus sesuai yang
disyaratkan
5. Melakukan
penuangan dengan kecepatan yang cukup dan kontinyu.
2.2.2
Cacat lubang-lubang
Cacat
lubang-lubang memiliki bentuk dan akibat yang beragam. Bentuk cacat lubang-lubang
dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk penyebab dan pencegahannya, yaitu
sebagai berikut:
2.2.2.1
Rongga udara
Rongga udara seperti yang ditunjukaan
dalam gambar, adalah cacat yang paling banyak terjadi dalam berbagai bentuk.
Rongga udara dapat muncul sebagai lubang pada permukaan atau dalam coran,
terutama sedikit dibawah permukaan yang merupakan rongga- rongga bulat. Mereka
mempunyai warna-warna yang berbeda-beda sesuai dengan sebab terjadinya cacat,
yaitu warna karna oksidasi atau warna karna tidak teroksidasi. Pada besi cor
dan baja cor, berwarna hitam ataupun biru, pada paduan tembaga, berwarna coklat
atau kuning. Secara garis besar cacat rongga udara digolongkan menjadi dua
secara kasar yaitu disebabkan dari logam cair dan disebabkan gas dari cetakan,
dan sebab lainnya ialah:
1-) Logam
cair yang dioksidasi
2-) Tidak
cukup keringnya saluran cerat dan ladel, logam cair membawa gas
3-) Temperatur
dalam penuangan yang rendah
4-) Penuangan
logam yang terlalu lambat
5-) Cawan
tuang dan saluran tuang yang basah
6-) Lubang
angin yang tidak memadai pada inti
7-) Permeabilitas
yang kurang sempurna
8-) Terlalu
banyaknya gas yang timbul dalam cetakan dan tidak dihiraukan
9-) Rongga
udara oleh penyangga, cil atau cil dalam
Untuk
mencegah sebab-sebabab atas maka dapat dilakukan dengan mengikuti cara
pencegahan sebagai berikut:
1+) Dalam
peleburan dengan kupola, perlu mendapat cairan logam yang bersih yaitu dengan menjaga tingginya alas kokas, dengan
menghidari tiupan yang terlalu tinggi, dengan menghilangkan kelembapan pada
dasar dan dinding oleh pemanasan mula dan dengan mempergunakan zat penghalang
oksid. Selanjutnya perlu mendapat logam cairbertemperatur tinggi dengan
mengatur jumlah kokas, secara sempurna. Saluran dan ladel harus dikeringkan
sampai kering sekali.
2+) Rongga
udara bisa terjadi dengan mudah terutama pada temperatur penuangan yang rendah.
Apabila letak saluran turun tidak baik dan waktu penuangan terlalu lama, maka rongga
udara akan mudah terjadi. Oleh karna itu perlu memasang saluran turun pada
tempat yang benar dan menuangkan logam cair bertemperatur cocok dengan
kecepatan yang cukup cepat.
3+) Rongga
udara bisa disebabkan oleh permeabilitas, cetakan yang tidak baik, oleh uap air
setempat, dan oleh bahan-bahan yang berbentuk gas. Oleh karna itu jumlah gas
harus diusahkan sekecil mungkin.
4+) Pada
pengeluaran gas yang tidak sempurna, terutamauntuk inti yang terselubungi logam
cair, maka rongga udara akan memmbentuk cacat yang tak dapat dihindarkan.
Sesuai dengan ukuran inti, jalan untuk membuat gas dengan lubang angin atau
dengan mencampur sinder kokas atau dengan mengeluarkan gas dari telapak inti
5+) Kalau
tinggi penuangan terlalu rendah, tekanan logam cair akan menjadi lebih kecil
dari pada tekanan gas dalam cetakan. Oleh karana itu tinggi penuangan yang
rendah dapt menyebabkan rongga udara.
2.2.2.2
Lubang jarum
Cacat lubang jarum ialah dimana
permukaan dalamnya halus dan berbentuk bola. Ukuran cacat ini ialah dibawah 1
sampai 2 mm sangat kecil dan berbentuk seperti bekas tusukan jarum. Dalam
banyak kejadian lubang jarum tersebar pada permukaan dalamnya berwana perak atau
berwarna biru karena oksidasi. Sebab utamanya ialah sama halnya akibat dari hal
yang terjadi pada cacat rongga dan cara pencegahannya juga sama dengan
pencegahan cacat rongga udara.
2.2.2.3
Rongga gas karena cil
Rongga gas
adalah bentuk lain dari rongga udara, yang timbbul disekitar rongga udara atau
cil dalam. Bagian dalamnya halus dan ukurannya berbeda. Sebabnya ialah kalau
permukaan cil, pennyangga dan sebagainya yang bersentuhan dengan logam cair,
berkarat atau terdapat bahan yang bisa menguap, maka hal ini akan menyebabkan
rongga gas. Sebab lainnya ialah uap air dari cetakan mengembun pada permukaan
cil yang kemudian karena panasnya logam cair akan tebentuk gas.
Untuk pencegahannya ialah cil atau penyangga yang berkarat,
harus dipolis daahulu sebelum di pasang. Untuk mencegah karat, cil harus
dilapisi dengan menggunakan timah. Pelapisan dengan menggunakan solder akan
mengakibatkan rongga udara. Pada permukaan yang bersentuhan dengan logam cair
sering dibuat lubang-lubang untuk dapat mengelurakan gas dengan mudah. Rongga
udara yang disebabkan penyangga dapatmengakibatakan kebocoran bagi coran yang
harus kedap terhadap tekanan, sehingga akhirnya coran harus ditolak. Kalau
temperatur inti dan cetakan berebeda pada waktu pemasangan, maka uap air akan
mengembun pada bagian yang lebih dingin dandisini akan terjadi rongga udara.
2.2.2.4
Penyusutan dalam
Penyusutan dalam adalah lubang cacat
disebabkan karena pengecilan yang terjadi ketika logam membeku. Bagian dalamnya
biasanya dikelilingi oleh kristal-kristal dendrit dan cacat ini tidak tampak
pada permukaan. Pada coran besi, warna permukaan dalamnya adalah biru.
Penyusutan dalm, penyusutan luar,
dan rongga penyusutan dapt terjadi karena sebab-sebab yang sama. Sebab-sebab
terjadinya penyusutan dalam dapat dilihat sebagai berikut:
1